ITSALLCHARLIE – Percayakah anda bahwa menopause bukan hanya terjadi pada Wanita, namun juga pada pria? Berbeda dengan Wanita, berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai menopause pada pria. Pastikan anda menyimak penjelasannya hingga akhir.
Mengenal “Andropause” Lebih Dalam
Andropause merupakan kondisi dimana hormon testosteron mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Andropause juga bisa disebut sebagai menopausenya pria.
Biasanya terjadi ketika prima memasuki usia 50an. Keluhan sakit hingga penurunan gairah seks menjadi salah satu ciri seorang pria mengalami Andropause. Meski disebut “menopause” pada pria, namun ada perbedaan mencolok dengan menopause Wanita, yakni:
- Menopause pada Wanita adalah berhentinya proses ovulasi. Serta menurunnya produksi hormon dalam kurun waktu yang terbilang singkat.
- Sementara Andropause adalah proses penurunan produksi hormon testosteron yang terjadi dalam waktu yang lama. Prosesnya bisa bertahun-tahun tanpa menunjukkan gejala yang jelas.
Ciri-ciri andropause sering disebut TDS atau Testosteron Deficiency Syndrome. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh International Journal of Clinical Practice, ciri seorang pria mengalami andropause adalah:
Perut Membuncit
Akibat yang ditimbulkan dari rendahnya hormon testosteron adalah kelebihan lemak yang terjadi pada perut pria.
Testosteron adalah hormon yang berperan penting dalam menghambat penumpukan lemak. Jika kadarnya dalam tubuh terbilang rendah, maka proses penumpukan akan lebih cepat. Belum lagi enzim jaringan lemak mampu mengubah hormon testosteron jadi estrogen.
Ini lah yang membuat hormon testosteron dalam tubuh semakin menipis. Efeknya perut pria akan semakin buncit.
Insomnia
Selain berperan penting dalam pemecahan lemak, testosteron juga memiliki peran dalam mengatur pola tidur pria.
Rendahnya kadar testosteron akan menyebabkan pria kesulitan tidur hingga merusak pola tidurnya. Meski bisa terlelap, namun kantuk akan tetap datang di siang hari. Hal ini membuat pria jadi sulit fokus hingga mudah marah.
Depresi
Hormon ini juga jadi salah satu yang dapat mengendalikan suasana hati. Hilang fokus dan mudah marah membuat pria jadi lebih mudah stress dan depresi.
Secara spesifik, ciri depresi ketika seorang pria mengalami andropause adalah perasaan sedih yang tidak bisa dikendalikan. Hal ini terjadi terus-menerus bersama amarah. Pria jadi mudah marah, cemas hingga merasa hampa.
Energi Berkurang
Ketika masa otot besar, energi yang tertampung akan lebih banyak. Testosteron menjadi hormon yang membantu otot menambah massa.
Jika hormon ini berkurang, maka massa otot juga ikut menurun. Ketika energi yang masuk tidak bisa dipertahankan, maka tubuh akan terasa lebih lemas. Bahkan, seorang pria bisa saja tidak mampu melakukan aktivitas sehari-harinya.
Kurang Bergairah
Testosteron adalah hormon yang punya kaitan langsung dengan gairah seks atau libido. Jika anda merasa akhir-akhir ini kurang bergairah, itu bisa jadi tanda bahwa anda mengalami andropause.
Bukan hanya tidak bergairah, minimnya hormon ini juga bisa menyebabkan impotensi atau tidak dapat mempertahankan ereksi. Akibat lain yang bisa saja diterima pria yang mengalami andropause adalah menurunnya jumlah sperma.
Mengalami Kerontokan Rambut
Kerontokan rambut yang terjadi pada pria ternyata bukan semata-mata karena usia. Namun ada peran kadar testosteron yang menurun. Meski terlihat wajar, tapi hal ini bisa jadi salah satu gejala seorang pria mengalami Andropause.
Keringat Pada Malam Hari
Bukan keringat biasa, pria yang sedang dalam proses menuju andropause akan mengalami keringat berlebih terutama saat malam hari. Ini sama halnya dengan hot flashes pada Wanita yang mengalami menopause.
Payudara Membesar
Terdengar tidak mungkin, namun ini memang kerap terjadi pada pria yang mengalami andropause. Disebut dengan Ginekomasti, kondisi payudara membesar akibat bertambahnya berat badan di usia senja.
Hal ini merupakan salah satu efek dari menurunnya tingkat testosteron dalam tubuh yang membuat proses pemecahan lemak terhambat.
Apa yang Harus Dilakukan?
Jangan panik dulu, semua masalah pasti ada solusinya bukan? Jika anda merasa beberapa ciri di atas telah ada pada diri anda. Segera lakukan beberapa langkah di bawah ini, baik untuk pencegahan atau penanganan andropause.
- Jika ciri di atas belum terjadi, anda bisa segera memulai kebiasaan hidup sehat. Ini merupakan langkah pencegahan yang paling mudah dilakukan. Bukan hanya olahraga dan makan makanan bernutrisi. Anda juga harus menghindari konsumsi alkohol dan merokok agar kadar testosteron anda terjaga.
- Segera konsultasi ke dokter. Jangan membuat kesimpulan sendiri dengan self-diagnose. Untuk memperjelas kondisinya, konsultasi dengan ahlinya adalah jangan terbaik.
- Jangan pernah mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter. Meski menggunakan obat herbal, tapi anda tetap harus melakukan konsultasi terlebih dahulu. Bagaimana bisa kita tahu obat mana yang cocok, jika kita tidak pernah tahu kondisi tubuh kita sebenarnya.
- Bersikap terbuka pada keluarga terutama pasangan . Terutama jika anda merasa sudah sulit mengendalikan emosi atau merasa cemas. Melakukan komunikasi dengan keluarga akan membuat mereka paham situasi yang anda hadapi dan mencegah terjadinya masalah yang lebih pelik.
Sama seperti menopause, andropause juga kondisi yang tidak bisa dihindari. Menjalankan pola hidup sehat sedini mungkin dapat mencegah efek buruk menopause pada pria. (redaksi: bettingan indonesia )