ITSALLCHARLIE – Rilis 9 November 2023 lalu, ini jadi salah satu karya yang paling banyak ditunggu setelah trailernya rilis. Menjadi salah satu warna baru di dunia horor Indonesia, berikut adalah review film Sijjin, santet 5 malam.
Sinopsis Sijjin, Santen 5 Malam
Berkisah tentang Irma, perempuan yang jatuh cinta pada sepupunya sendiri bernama Galang. Hubungan itu terlarang karena Galang sudah punya anak dan istri.
Meski begitu, anak dan istri tidak bisa menghalangi Irma untuk tetap mencintai atau lebih tepatnya terobsesi pada sepupunya. Segala cara untuk dekat membawa Irma makin berambisi menjadi satu-satunya perempuan dalam hidup Galang.
Obsesi semakin berbahaya ketika ia melakukan berbagai cara demi tercapai tujuannya. Yakni mendatangi dukun untuk melancarkan usaha memikat sang sepupu.
Dengan beberapa benda milik “target”, ia meminta sang dukun mengirim santet pada istri lelaki incarannya. Santet 5 Malam, adalah sebuah “kiriman” yang akan mengganggu korbannya selama 5 malam sampai meninggal.
Setelah itu, keluarga laki-laki incaran Irma mulai mengalami teror mengerikan dan berkaitan erat dengan gangguan mistis.
Mulai dari kesurupan hingga kematian tidak wajar terjadi di rumah Galang. Semua berjalan lancar di awal sampai perempuan pengguna santet itu sadar bahwa nyawanya juga terancam. Ada titik lengah yang membuat ia tak sadar sudah mengancam nyawa sendiri.
Review, Apakah Lebih Baik Dari Versi Aslinya?
Perlu diketahui, Sijjin adalah sebuah karya Lele Laila di adaptasi dari film Turki bertajuk Siccin, rilis pada tahun 2014 lalu.
Sekilas, memang Siccin terbilang cocok dan relate dengan masyarakat Indonesia. Sebab mengambil latar cerita masyarakat muslim, sama dengan mayoritas umat beragama di negeri ini. Tetapi, meski tidak terlalu kuat di segi cerita, produksi Turki itu layak di adaptasi.
Kalau versi Turkiye alurnya cukup kasar dan agak sulit dicerna, Lele Laila mampu membuat versi Indonesia lebih mulus.
Racikan ceritanya bahkan mengungguli kisah KKN Di Desa Penari dan Universe Danur hasil garapannya dulu. Walau memang bumbu masalah ala sinetron masih cukup melekat pada alur yang dibuat Lele.
Tak banyak perkembangan cerita membuat film terlihat hanya seperti mengubah setting tempatnya saja, tidak lebih.
Ini sangat disayangkan sebab plek-ketiplek babak awal film benar-benar serupa dengan aslinya. Entah mungkin karena perjanjian bisnis atau masalah lisensi, tetapi faktor tersebut cukup menimbulkan rasa hambar.
Terlebih lagi, Sijjin tidak memudahkan penonton dalam informasi kapan kejadian tersebut terjadi. Penonton hanya dibekali beberapa clue seperti baju para pemain, ponsel hingga jenis rupiah yang digunakan untuk menebak.
Faktor lain yang membuat karya Lele Laila sedikit “kureng” adalah sajian teror yang dibuat sesederhana mungkin.
Kita ambil contoh, part saat ibu Kudret diteror, ia dibuat memakan kotoran manusia di toilet. Sementara ibu Galang dibuat lebih sederhana membuat unsur terornya jadi berkurang. Anda yang sudah lebih dulu menonton Siccin mungkin agak kecewa dengan Sijjin.
Terakhir, penjelasan tentang Sijjin sendiri masih cukup mengambang dan hanya mengandalkan pengulangan dialog.
Terlepas dari itu semua, Indonesia bisa membuktikan bahwa mereka lebih lihai dalam mengolah cerita. Jika dibandingkan dengan versi Turkiye nya. Cineas tanah air hanya perlu lebih percaya diri dan berani dalam mengangkat Folklor lokal yang belum tergali sebelumnya.
Apa Sebenarnya Arti Sijjin
Diambil dari sebuah surah dalam Al-Quran yakni Al Muthaffifin di ayat ke 8, ada sebuah tempat bernama Sijjin.
Yang mana hal tersebut ditafsirkan sebagai tempat menakutkan dan berkumpulnya roh-roh jahat atau jin. Tafsir Imam Ibnu Katsir menyebutkan, itu adalah tempat mengerikan, seperti penjara abadi dan azab menyakitkan.
Media lain menjelaskan bahwa ini adalah tempat yang sudah mendekati neraka. Sementara dalam buku Tadabur Juz Amma Saiful Bahri, istilah tersebut berasal dari As-Sijnu atau penjara.
Secara garis besar, Sijjin adalah kerugian dan kesengsaraan yang dialami seseorang. Orang tersebut semasa hidupnya dinilai durhaka pada sang Pencipta. Seperti misalnya menyekutukan Allah dengan datang ke dukun seperti dalam film.
Jadi Salah Satu Horor Potensial
Sejak kemunculan trailernya, memang produksi ini cukup banyak ditunggu oleh penonton Indonesia. Seperti dibuat penasaran oleh ringkasan adegan dalam trailer tersebut.
Akhir-akhir ini, memang dunia horor terbilang cukup monoton. Para Cineas seperti sedang terkena FOMO karena membuat karya yang hampir serupa dengan karya lainnya. Saat ini, sedang tren film seram bernafaskan unsur islami.
Kebanyakan dari mereka hanya seperti sedang menakut-nakuti penonton untuk melaksanakan sholat. Tanpa diberikan alur yang jelas dan cerita menantang.
Sejauh ini, horor bernafaskan islam terbaik masih dipegang oleh Qodrat. Mulai dari alur hingga pesan moral bisa dengan mudah diterima oleh pemirsa. Sutradara juga tidak membuat seolah Jin itu kuat tak bisa dikalahkan.
Termasuk Sijjin, disebut warna baru dan potensial karena meski latar ceritanya umum, tetapi alurnya cukup unik.
Orang dibuat percaya bahwa selama kita yakin dengan Tuhan, maka jin dan setan sekuat apa pun bisa dikalahkan dengan mudah. Dan itulah Review film Sijjin dan perbandingannya dengan versi Turkiye yakni Siccin. (redaksi: situs judi bola)